Ade Supriyatna, S.T. adalah anggota DPRD Kota Depok Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) periode 2019 – 2024. Legislator dari daerah pemilihan (dapil) Cimanggis ini lahir di Jakarta, 3 April 1979. Ade Supriyatna, biasa dipanggil AdeS, adalah anggota Komisi D yang membidangi Kesejahteraan Rakyat dan anggota Badan Anggaran (Banggar) DPRD Kota Depok. Pria lulusan jurusan Teknik Industri UI ini juga sebagai Wakil Ketua Fraksi PKS DPRD Kota Depok. Mottonya adalah “Be a beneficial people! Strive for Excellence & Satisfaction.”
Berikut wawancara dengan Ade Supriyatna tentang isu Politik, UMKM, Ekonomi Kreatif, Keluarga, dan Hobi
1. Apa motivasi Anda terjun ke dunia politik, khususnya menjadi anggota legislatif?
Terjun ke dunia politik menemukan banyak hal baru, kerja bareng untuk memenangkan perhelatan politik dengan berbagai kegiatan dan data yang terukur. Kemudian setelah meraih kekuasaan atau jabatan publik bagaimana memanfaatkannya untuk pelayanan terbaik untuk masyarakat dan kemajuan daerah.
2. Bagaimana awal mula Anda tertarik dan berkecimpung dalam politik?
Terjun ke dunia politik sejak Partai Keadilan berdiri tahun 1999 dan berselancar di arus demokrasi yang menguat setelah masa Orde Baru yang membelenggu kebebasan. Menjadi pengurus di tingkat kelurahan, kecamatan, sampai sekarang di tingkat kota.
3, Partai politik jumlahnya banyak, mengapa Anda memilih bergabung dengan PKS?
Pertama karena banyak teman saya disini, dan berpolitik di PKS ngga terlalu kental nuansa politik praktis yang menghalalkan segala cara, sikut sana sikut sini. PKS lebih seperti organisasi kemahasiswaan atau sosial yang punya target dan idealisme yang dijunjung bareng-bareng
4. Banyak pemilih dan aktifis PKS berasal dari kaum muda. Sebagai politisi, bagaimana Anda melihat fenomena tersebut?
Wajar, karena cikal bakalnya memang banyak terlahir dari aktifis kampus dan penggerak pemuda di lingkungan. Yang harus diteruskan semangat mudanya, yang penuh idealisme dan tidak betah melhiat status quo yang tidak berpihak kepada perubahan ke arah yang lebih baik
5. Selain politisi, Anda juga dikenal sebagai sosok yang concern dengan dunia kewirausahaan (khususnya UMKM) sekaligus praktisi kewirausahaan. Apa yang melatarbelakangi passion Anda tersebut?
Setelah lulus kuliah dan bekerja di beberapa perusahaan selama 9 tahun, saya geser status jadi pengusaha di bidang printing & promotion. Selain itu, aktif juga di beberapa komunitas wirausaha yang tumbuh subur di Depok, dan membantu Dinas yang menangani UKM di kota Depok dalam hal pengembangan kapasitas manajemen dan pendampingan usaha.
6. Bagaimana menurut Anda prospek UMKM dan ekonomi kreatif di Depok di masa yang akan datang?
Pertumbuhan UMKM dan ekonomi kreatif berjalan seiring dengan pertumbuhan kreatifitas dan ekosistem yang mendukung inovasi yang berkesinambungan. Insya Allah para pemangku kepentingan yang terkait ekonomi kreatif siap membangun Depok sebagai start-up city.
7. Sebagai Ketua Majelis Wali Amanat Komunitas Jaringan Wirausaha (Jawara) Depok, menurut Anda sejauh mana peran Jawara dalam mengembangkan dan memajukan keberadaan UMKM di Depok?
Jawara hadir secara masif dan terencana di 63 kelurahan di kota Depok. Saat ini menjadi komunitas wirausaha terbesar di Depok dengan lebih dari 5000 member terdaftar. Semangatnya terus meningkatkan keahlian dan kapasitas member dan membuka jejaring seluas-luasnya untuk scale-up bisnis anggotanya. Saat ini beberapa member sudah drastis berkembang bisnisnya dengan program scale-up yang dibundling dengan program “Usaha Dimodalin Jawara” dan “Usaha Diendorse Jawara.”
8. Pada masa pandemi Covid-19 banyak sektor usaha yang terkena imbasnya, termasuk UMKM. Upaya apa saja yang dilakukan Jawara untuk membantu UMKM dari keterpurukan akibat pandemi?
Membekali para anggota untuk secepat mungkin beralih dan menambah muatan pemasaran di platform digital, terutama yang 100% mengandalkan omset dari bazar offline. Selain itu, beberapa keahlian rutin dilaksanakan dalam berbagai webinar yang menghadirkan pembicara dan praktisi sukses yang dapat dicontoh langsung keberhasilannya.
9. Bagaimana sinergi yang selama ini terbangun antara Pemkot Depok dan DPRD Kota Depok (khususnya Komisi B) untuk memajukan UMKM dan ekonomi kreatif?
Komisi B DPRD Depok terus mendorong Pemkot Depok untuk mengeluarkan kebijakan yang berpihak pada pertumbuhan UMKM, baik dari mempermudah perijinan, mengkampanyekan bela-beli produk UMKM, dan membuka seluas-luasnya saluran penjualan baik di dalam maupun luar Depok. Sebagai pihak eksekutif, Dinas terkait harus kreatif dan punya mindset melayani, dalam hal membuat program dan kegiatan diiringi dengan semangat juang yang tinggi dari para UMKM di Depok untuk survive dan berhasil keluar dari tekanan pandemi yang cukup panjang.
10. Salah satu janji kampanye pasangan Idris-Imam adalah menciptakan 5.000 pengusaha atau start up di Depok. Dalam pandangan Anda sejauh mana janji tersebut telah terealisasi? Apa saja kendala yang muncul?
Persiapan kegiatan dan anggaran sudah akan dimulai di tahun 2022, dimulai dari pengembangan single data base yang menampung seluruh data UMKM eksisting dan yang baru mendaftar, sampai program pendampingan di setiap kelurahan.
11. Sebagai anggota Komisi B (bidang perekonomian dan keuangan) dan Bapemperda, upaya-upaya apa yang sudah dan sedang dillakukan (terkait kebijakan dan regulasi) untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi sekaligus mengangkat derajat ekonomi masyarakat Depok?
Di bidang regulasi telah dirampungkan revisi tentang Perda Pasar Rakyat, dan akan dilakukan juga revisi perda UMKM yang mendorong kemudahan perijinan dan fasilitasi untuk pertumbuhan UMKM di Kota Depok. Kemudian bersama para komunitas wirausaha yang ada di Depok terus memaksimalkan potensi dan sumber daya yang ada, seperti pemanfaatan pasar dan ruang publik untuk sarana pemasaran produk UMKM serta membuka jaringan dengan daerah wisata di seluruh Indonesia untuk perluasan pasar UMKM Depok.
12. Anda punya berapa putra dan putri? Bagaimana dukungan istri dan anak-anak terhadap posisi antum sebagai anggota dewan?
Dua putra dan dua putri, Alhamdulillah bisa mengerti saya bisa berbagi waktu untuk pelayanan publik, maupun juga melayani tamu-tamu yang hadir ke rumah.
13. Bagaimana caranya Anda membagi waktu antara kesibukan sebagai aleg dan keluarga?
Kalau dari kuantitas hanya ada 24 jam sehari yang bisa dibagi proporsional sesuai kebutuhan yang ada. Yang penting juga menghadirkan kualitas terbaik, baik waktu untuk keluarga maupun tugas sebagai aleg.
14. Tugas sebagai aleg tentunya banyak menguras pikiran, waktu, dan tenaga. Bagaimana kiat Anda agar tugas-tugas tersebut dapat dijalankan dengan baik?
Membuat catatan sangat penting, terkait aspirasi warga, rencana aksi dan kegiatan, dan lain-lain. Alhamdulillah, sudah juga dibantu aspri yang cukup responsif, digitally literated, dan bisa menggantikan jika saya berhalangan.
15. Anda punya hobi apa? Bagaimana menyalurkan hobi tersebut di tengah kepadatan tugas sebagai aleg dan aktifitas lainnya?
Dari kecil suka main bola, sampai sekarang kalau ada waktu luang dan teman yang ngajak disempetin gabung. Saya juga menjalin hubungan baik dengan beberapa klub sepakbola, jika ada waktu luang bisa join main bareng dengan mereka.