tribundepok.com – Kenaikan harga BBM yang terasa besar dan mencekik diikuti kenaikan hampir semua kebutuhan pokok bahkan santer terdengar menyusul kenaikan tarif angkutan umum bahkan ojol , membuat PKS keras menolak. Tak hanya di DPR RI dan DPRD Jakarta saja amanat rakyat tentang pembatalan kenaikan harga BBM mereka suarakan. Segenap anggota legislatif, kader dan simpatisan PKS Kota Depok pun dengan suara bulat menolak kenaikan harga BBM.
Sabtu (10/9/22) PKS Kota Depok melenggelar Flashmob menolak kenaikan harga BBM. ” Kami menggelarnya di 11 titik dari 11 kecamatan seperti Cimanggis ,Tapos Pancoranmas, Sukmajaya, dan lainnya Kami berharap ini di dengar pemerintah pusat dan presiden menyadari dampak kenaikan ini akan melebar dan menyengsarakan rakyat,” ujar Ade Firmansyah, anggota legislatif DPRD Depok.
Tak diduga kegiatan didukung masyarakat hingga diikuti ribuan orang. Sejumlah titik seperti Margonda Raya, Depan Balaikota,Simpangan Jatijajar, Lapangan Pintu tol Cisalak , jl Merdeka dan lainnya dipadati massa.
” ini bukti suara aspirasi rakyat yang harus didengarkan. Masyarakat sudah menderita, perekonomian terpuruk akibat Covid dan sekarang dicekik dengan kenaikan BBM yang begitu tinggi. Pemerintah.Jokowi harus peka, bukan masyarakat yang tidak boleh cengeng menghadapi kenaikan BBM, tapi pemerintah yang harus mampu memimpin tanpa menghancurkan kehidupan rakyatnya secara ekonomi” ujar ustadz Mamuri Raskaman dari Tapos.
Flashmob menolak kenaikan BBM ini bukan hanya dilakukan di Depok tapi juga di wilayah Indonesia lainnya.
Terkait kenaikan drastis harga BBM ini bukan langkah pertama bagi Ade Firmansyah dan kawan kawan melakukan penolakan. Ketua Gema Keadilan PKS Kota Depok ini bersama kelompoknya juga sempat turun kejalan dan berorasi menolak harga BBM naik di depan Patung Kuda, Jalan MH. Thamrin, Jakarta Pusat, Selasa (6/9/2022) lalu.
“Seharusnya melihat banyaknya gelombang aksi masyarakat memprotes atas kebijakan Presiden Joko Widodo menaikan harga BBM, pemerintah tidak tinggal diam dan menganggap remeh,” ujarnya.
“Gema Keadilan PKS Jabodetabek juga Subang, hadir bersama-sama menyuarakan apa yang dirasakan oleh masyarakat pada saat ini terhadap kebijakan pemerintah memutuskan harga BBM naik,” ujar Ade Firmansyah saat berorasi di Patung Kuda.
Aleg DPRD Kota Depok dari komisi D ini berharap lewat Flashmob masyarakat juga ikut berpartisipasi mendukung penolakan kenaikan harga BBM bersubsidi tersebut hingga makin didengar pemerintah.
BBM naik.
“Kita baru ingin terlepas dari pandemic Covid-19, baru ingin pulih tiba-tiba presiden menetapkan kenaikan BBM. Situasi ini memberikan beban cukup berat bagi masyarakat” paparnya.
Sehingga hal tersebut dapat melemahkan kembali perekonomian rakyat yang memang sudah terpuruk beberapa tahun terakhir akibat Pandemi Covid-19.
“Kami meminta kepada Presiden Jokowi untuk memikirkan kembali kebijakan ini, mengembalikan harga BBM subsidi sehingga bisa terjangkau oleh masyarakat sehingga masyarakat bisa pulih lebih cepat,” tandasnya.
Sebenarnya sikap tegas yang sama juga sudah disampaikan Fraksi PKS Depok yang turut merasakan kegelisahan warga masyarakat.
” Yang terdampak bukan hanya warga miskin yang mendapatkan BLT, tetapi juga kalangan menengah yang tidak mendapatkan BLT, namun ikut memikul beban kenaikan biaya transportasi dan meningkatnya harga kebutuhan pokok ., ” ujar M. Hafid Nasir ketua Fraksi PKS DPRD Depok. Pernyataan sikap PKS jelas, menolak kenaikan harga BBM.
Kegelisahan dan kegeraman masyarakat atas kebijakan pemerintah yang tidak pro rakyat kecil ini, namun tetap memaksakan diri membangun proyek Ibukota Negara yang baru di Kalimantan, mengalokasikan penambahan subsidi atas pembengkakan anggaran proyek kereta cepat Bandung-Jakarta, menggugah nurani dan menjadi dasar Fraksi PKS Depok untuk mengambil sikap, mendesak Presiden Joko Widodo membatalkan kenaikan harga BBM. (d’toro)
Sumber : https://tribundepok.com/pks-bulatkan-suara-tolak-kenaikan-bbm-lewat-flashmob/