tribundepok.com – Menyadari musrenbang tak mungkin menjangkau semua sisi Ade Firmansyah mengajak sejumlah LPM dan RW fokus memilah program ataupun kebutuhan yang jadi skala prioritas.
” Ajukan dalam bentuk proposal aspirasi, jangan lupa penuhi segala persyaratan dengan demikian bisa dilaksanakan,” pengajuanya.
Hal tersebut tercetus dalam kegiatan Seruput Kopi yang diselenggarakan di Maji Cafe , Sukamaju Kamis, ( 2/2/23) pasca musrenbang. Lewat kegiatan ini ia berniat membantu LPM dan pengurus lingkungan lain yang masih bingung dalam memilih prioritas program dan membuat proposal . Hadir dalam kesempatan tersebut sejumlah LPM dari wilayah Kecamatan Cilodong, SLRT, Wakil PKK, perwakilan Rw dan Rt serta Karang Taruna
Menurutnya saat ini tak hanya program dimana setiap RW diharapkan punya posyandu, seperti janji kampanye Idris _Imam. Tapi juga ada program lapangan multifungsi yang bisa dimanfaatkan.
” Bagi RW yang belum ada posyandu bisa mulai mengajukan . Jika ada tanah 50m-100 m mungkin bisa diusulkan untuk dibeli jika harganya cocok. Nanti ada tim yang menilai. Setelah dibeli akan dicatat sebagai aset Pemkot Depok baru nantinya dihibahkan sebagai lahan Posyandu,” paparnya.
Begitu pula dengan akses publik , contoh lapangan multifungsi satu lapangan bisa untuk lapangan voli, basket , bulutangkis atau kalau ada kegiatan/ pernikahan warga bisa dipakai juga untuk kegiatan peningkatan kesejahteraan seperti bazar UMkM dan lainnya
Itu sebabnya Ade berharap adanya komunikasi intens antara warga masyarakat dengan anggota dewan.
” Persoalan masyarakat urat nadinya ada di pengurus lingkungan. Laporannya pasti ada nya di ketua RT/RW, mereka yang paling tahu persoalan dan kebutuhan warganya,” ujarnya.
Menyadari hal tersebut Ade mengaku tak sekedar menerima pengajuan. Ia mengaku memiliki orang kepercayaan yang kompeten di sampingnya, yang punya pengalaman dalam mengelola lingkungan, mengerti permasalahan masyarakat dan bisa menunjukkan solusinya.
” Dengan di dampingi orang yang berpengalaman saya bisa makin menjangkau dan mengakselerasi usulan program agar lebih tepat. Saya tidak lebih tahu dari pengurus lingkungan. Maka ketika jadi anggota dewan tugas saya adalah sering2 ketemu dengan para pengurus lingkungan yang menjadi urat nadi persoalan masyarakat, karena isu yg ada di bapak bapak sekalian itu menjadi pembahasan bersama dinas dinas yang ada di kota Depok supaya saya punya wawasan dan tahu permasalahan yang harus saya perjuangkan,” ujarnya.
Menurut Ade pertemuan intens dengan pengurus lingkungan seperti ini penting. Itu sebabnya ia kerap membuat kegiatan serupa di berbagai wilayah di dapilnya.
” Pembangunan berkesinambungan akan terlaksana jika hubungan pengurus lingkungan dan dewannya terjalin baik. Jadi warga bukan hanya kenal wakilnya saat reses atau kampanye saja.Dan bukan melulu dengan janji politik akan menggelontorkan dana aspirasi. Kebutuhan masyarakat berbeda-beda, dengan komunikasi intens pembangunan bisa berkesinambungan ,” pungkasnya. ( d’toro)
Sumber : https://tribundepok.com/urat-nadi-persoalan-masyarakat-ada-di-pengurus-lingkungan/