
Depok | detikNews – Bersama para pengurus RT5/RW6, Kelurahan/Kecamatan Pancoran Mas, Kota Depok, H.Imam Musanto.S.Pd.MM anggota DPRD Kota Depok Komisi D F-PKS mengikuti pelaksanaan kegiatan Fooging guna mencegah warga terjangkit penyakit DBD di wilayah Dapilnya.
Kabid Pembinaan Umat di DPD PKS Kota Depok ini menyebut, bahwa dari hasil penelusurannya langsung di lokasi terjangkitnya warga dari penyakit DBD tersebut. Dirinya menemukan penyebab utama dari timbulnya penyakit DBD itu, akibat dari tidak mengalirnya air pembuangan warga, yang akhirnya menyebabkan genangan air sebagai tempat berkembang biaknya nyamuk pembawa penyakit DBD.
“Saya menemukan dilokasi warga yang terjangkit penyakit DBD ini, terdapat penyebab utamanya adalah, tidak adanya saluran air yang menyebabkan terjadinya genangan sehingga menjadi tempat berkembang biaknya nyamuk aides aigepty pembawa penyakit DBD”, terang Bang Imun. Senin 29/5/2023.
“Secara spontanitas saya meminta kepada para pengurus RT dan RW untuk segera membuat proposal pengajuan pembuatan drainase melalui Pokir saya, untuk tahun anggaran 2024 yang akan datang. Mudah – mudahan kalau ada anggaran yang bisa cepat, nanti akan saya usahakan melalui program urgensi Pemerintah Kota Depok”, tandasnya.
Ketua Perbakin Kota Depok ini menyebut, bahwa salah satu aspek penyelesaian permalasahan lingkungan yang perlu diperhatikan adalah, peningkatan kesadaran masyarakat akan pentingnya pencegahan dan pengendalian penyakit DBD. Diperlukan kampanye penyuluhan yang efektif mengenai cara-cara pencegahan, seperti menguras bak mandi, menguras wadah air, menggunakan kelambu, dan menjaga kebersihan lingkungan. Kampanye ini dapat melibatkan berbagai pihak, seperti pemerintah, LSM, dan masyarakat setempat.
“Kerjasama antara pemerintah daerah, anggota DPRD, dan masyarakat dalam bentuk forum atau kelompok kerja juga sangat diperlukan. Forum ini dapat menjadi wadah untuk berdiskusi, menyusun rencana aksi, dan mengkoordinasikan kegiatan penanggulangan penyakit DBD. Dalam forum ini, semua pihak dapat berkontribusi dan saling mendukung dalam mencapai tujuan bersama”, terang Bnag Imun.
“Penguatan kapasitas sumber daya manusia juga perlu diperhatikan. Pelatihan dan pendidikan mengenai pengendalian vektor, manajemen lingkungan, dan pencegahan penyakit dapat diberikan kepada petugas kesehatan, pengurus RT/RW, dan masyarakat setempat. Dengan pengetahuan dan keterampilan yang memadai, mereka akan mampu melakukan tindakan yang tepat dan efektif dalam mengendalikan penyakit DBD ini”, tuturnya.
“Kemudian, evaluasi berkala terhadap program-program penanggulangan penyakit DBD ini sangat perlu dilakukan. Evaluasi ini akan memberikan informasi tentang keberhasilan, kelemahan, dan potensi perbaikan dari setiap kegiatan yang dilakukan. Dengan demikian, program-program yang ada dapat ditingkatkan keefektifannya dan menjadi lebih responsif terhadap kebutuhan masyarakat”, ucapnya.
Komunikasi yang efektif dengan masyarakat juga sangat penting. Informasi mengenai penyakit DBD, cara pencegahan, dan upaya yang dilakukan oleh pemerintah dan pihak terkait perlu disampaikan secara terus-menerus kepada masyarakat. Hal ini dapat dilakukan melalui kampanye penyuluhan, media sosial, pemasangan spanduk atau brosur, dan kegiatan komunitas lainnya. Dengan demikian, kesadaran masyarakat tentang penyakit DBD dapat ditingkatkan dan mereka dapat aktif terlibat dalam upaya pencegahan.
Selain itu, perlu juga dilakukan kerjasama lintas sektoral yang lebih luas. Kolaborasi antara pemerintah, lembaga kesehatan, lembaga pendidikan, LSM, dan sektor swasta dapat memberikan sumber daya dan keahlian yang beragam dalam penanggulangan penyakit DBD. Dengan bekerja bersama-sama, dapat dilakukan pendekatan yang holistik dan terintegrasi dalam mengatasi masalah ini.
Dengan melanjutkan upaya kolaboratif ini, diharapkan dapat terwujud lingkungan yang bebas dari penyakit DBD di wilayah Kelurahan/Kecamatan Pancoran Mas, Kota Depok. Langkah-langkah yang telah diambil oleh H.Imam Musanto.S.Pd.MM sebagai anggota DPRD dan pengurus RT/RW merupakan contoh bagaimana sinergi antara pemerintah, masyarakat, dan berbagai stakeholder dapat membawa perubahan positif dalam meningkatkan kesehatan masyarakat.(Arifin)