Margonda | jurnaldepok.id
DPD Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Kota Depok secera resmi merilis hasil penjaringan bakal calon wali kota Depok terhadap 3.500 kader PKS.
Hasilnya, nama Wakil Wali Kota Depok, Imam Budi Hartono (IBH) menempati posisi pertama dan siap menghadapi Kaesang Pangarep di Pilkada Depok 2024.
“Penjaringan bakal calon wali kota kami lakukan sejak Juni lalu dengan melibatkan kader PKS mulai dari ranting, cabang hingga pengurus yang jumlahnya 3.500 orang,” ujar Hermanto, Ketua Penjaringan Bakal Calon Wali Kota Depok DPD PKS, Rabu (05/07/23).
Ia menjelaskan, ada tiga nama yang muncul dalam penjaringan tersebut diantaranya nama Wakil Wali Kota Depok, Imam Budi Hartono; Ketua Bidang Kepmudaan DPP PKS, Gamal Albinsaid dan Juru Bicara DPP PKS, M Kholid.
“Dari ketiga nama tersebut memang nama Pak Imam ini paling tinggi yakni mencapai 90 persen,” paparnya.
Atas dasar itu, Hermanto yang juga menjabat sebagai Sekretaris Umum DPD PKS Depok, akan menyerahkan nama IBH ke DPW PKS Jawa Barat.
“Insya Allah nama Pak Imam akan kami serahkan ke DPW minggu depan. Selanjutnya nanti DPW menyerahkan ke DPP, begitu mekanismenya,” terangnya.
Bendahara DPD PKS Kota Depok, Ade Supriyatna menambahkan, penjaringan bakal calon wali kota yang dilakukan internal PKS tak lain untuk membangun demokrasi di tubuh partai.
“Ini tentunya menjadi modal bagi kader agar lebih militan dan struktur partai yang solid. Meskipun nanti yang menetapkan itu DPP, paling tidak kami sudah membangun suatu demokrasi di tubuh partai,” tandasnya.
Dikatakannya, dipilihnya IBH sebagai bakal calon wali kota melalui penjaringan sudah final di internal partai.
“Penjaringan eksternal memang belum berjalan, kami masih menunggu panduan dari DPP. Kalau Depok focus kepada internal. Ini kami lakukan lebih awal karena calon yang kami usung juga memiliki tanggungjawab dan focus untuk kemenangan pileg nanti,” katanya.
Lebih lanjut ia mengatakan, tak hanya melakukan penjaringan di internal, pihaknya pun telah melakukan survei terhadap sosok eksternal partai. Namun sayang, hasilnya itu tidak di buka secara gamblang.
“Semua nama kami survei, tapi tetap pak Imam yang paling dominan. Penjaringan yang kami lakukan di internal bersifat terbuka, kami tidak tentukan siapa-siapa saja namanya,” pungkasnya. n Rahmat Tarmuji