
Pancoran Mas | jurnaldepok.id
Mengatasi kemacetan di Jalan Nusantara bukan dengan Sistem Satu Arah (SSA) namun antrean panjang ini dikarenakan pelebaran di Simpang Sengon belum berjalan, baru pembebasan lahan saja di akhir tahun 2022 yang lalu.
Ketua Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (F-PKS) DPRD Kota Depok, Hafid Nasir mengatakan jika pelebaran Simpang Sengon sudah berjalan, harapannya akan mengurai kemacetan kendaraan dari Jalan Raya Nusantara menuju Pitara dan tidak terjadi “bottleneck” yaitu penyempitan jalan menuju Jalan Pitara atau Sandra.
“Solusinya bukan dengan Sistem Satu Arah tapi persoalan “bottle neck” di Sandra yang harus diselesaikan,” ujarnya.
Dia menambahkan, jangan sampai dengan diberlakukan SSA pedagang dan pengusaha di sepanjang jalan Raya Nusantara kena imbasnya.
“Semoga apa yang saya sampaikan ini mendorong seluruh stakeholders atau pengambil kebijakan untuk mempertimbangkan diberlakukannya kembali SSA,” kata Hafid.
Menurutnya, pengendara mobil atau motor dari arah Jalan Pitara dan Jalan Sawangan tidak bisa lagi langsung lewat Jalan Raya Nusantara.
Melihat kondisi di Jalan Nusantara banyak sekolah sehingga orang tua mengantar anak-anaknya ke sekolah, harus berputar menuju Jalan Melati Raya, Mawar Raya dan Irian Jaya.
“Mereka harus menempuh waktu yang lebih lama, akan terjadi kemacetan di beberapa pertigaan jalan dan antrean mobil yang panjang di Jalan Raya Nusantara,” jelasnya.
Jika pengendara mobil atau motor menggunakan jalan-jalan di dalam Perumnas, sementara belum ada pedestrian, Hafid mengkhawatirkan akan terjadi kecelakaan karena banyak anak-anak warga Depokjaya yang berjalan kaki menuju sekolah di Jalan Raya Nusantara.
Politisi PKS itu mengakui di hari libur, Sabtu dan Minggu memang terkadang terjadi antrean panjang di Jalan Raya Nusantara menuju Pitara. n Aji Hendro