Ini Jawaban SPBU Usai BBM Non Subsidi Merosot, Lengkap dengan Harga dan Alasannya - FPKS Depok
Logo Fraksi PKS DPRD Depok

Website Resmi
Fraksi Partai Keadilan Sejahtera

DPRD Kota Depok

Ini Jawaban SPBU Usai BBM Non Subsidi Merosot, Lengkap dengan Harga dan Alasannya

 

Facebook Twitter WhatsApp Telegram

Fraksi PKS Depok, Ini Jawaban SPBU Usai BBM Non Subsidi Merosot

RADARDEPOK.COM-PT Pertamina (Persero) resmi menurunkan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis non subsidi di seluruh Indonesia, termasuk Kota Depok. Turunnya harga BBM subsidi diberlakukan mulai 1 November 2023.

Tentunya, kebijakan pemerintah menurunkan harga BBM non subsidi ini berdampak positif terhadap ekonomi masyarakat kalangan menengah ke bawah di Kota Depok.

Adapun, BBM non subsidi yang mengalami penurunan harga terdiri atas Pertamax, Pertamax Turbo, Dexlite dan Pertamina Dex.

Staff admin SPBU 34-16402 Margonda Depok, Rizky membenarkan, PT Pertamina telah menurunkan harga BBM non subsidi yang terdiri dari Pertamax, Pertamax Turbo, Dexlite dan Pertamina Dex.

“Per tanggal 1 november 2023 pukul 12.00 dini hari tadi, ada penurunan harga BBM jenis non subsidi,” ungkap Rizky kepada RadarDepok, Rabu (1/11).

Rizky membeberkan, harga Pertamax (RON92) turun Rp600 menjadi Rp13.400 per liter dari harga sebelumnya Rp14.000 per liter. Kemudian, Pertamax Green (RON95) turun Rp1.000 menjadi Rp15.000 per liter dari harga sebelumnya Rp16.000 per liter.

Selanjutnya, Pertamax Turbo (RON98) turun Rp1.100 menjadi Rp15.500 per liter dari sebelumnya Rp16.600 per liter. Kemudian, Pertamina Dex turun Rp150 menjadi Rp17.750 per liter dari harga sebelumnya Rp17.900 per liter.

“Untuk BBM jenis gas oil atau diesel yaitu Dexlite turun Rp350 menjadi Rp16.950 per liter dari harga sebelumnya Rp17.200 per liter. Adapun, harga BBM bersubsidi jenis Pertalite (RON 90) tidak mengalami penurunan di angka Rp10.000 per liter,” papar Rizky.

Pengawas SPBU 34-16414 Pasar Pucung, Kecamatan Cilodong, Titus Siahaan membeberkan, kenaikan maupun penurunan harga BBM tersebut umum terjadi.

“Biasanya tiap bulan itu turun atau naik untuk yang non subsisdi, selalu ada perubahan,” jelas Titus Siahaan.

Namun, kata Titus Siahaan, turunnya harga BBM non subsidi kali ini terbilang cukup besar. Sehingga, penurunan harga turut berdampak pada pengguna BBM bersubsidi yang beralih ke non subsidi.

“Biasanya kalo naik itu kan lebih tinggi, tetapi kalau turun itu di angka Rp600 saja sudah besar,” sebut Titus Siahaan.

Anggota Komisi B DPRD Kota Depok, Qurtifa Wijaya menjelaskan, penurunan harga BBM non subsidi tersebut berdampak positif terhadap perekonomian masyarakat di wilayahnya.

Contohnya, ungkap Qurtifa Wijaya, penghematan biaya transportasi, meningkatkan mobilitas warga,  terkendalinya inflasi, peningkatan daya beli, penurunan biaya produksi usaha, terutama dari sisi biaya transportasi dan manufaktur.

“Menurut saya, penurunan harga BBM sangat berarti dan berdampak positif bagi perekonomian masyarakat,” beber Qurtifa Wijaya.

Biasanya, sebut Qurtifa Wijaya, penyesuaian harga BBM subsidi maupun non subsidi dilakukan dengan menyesuaikan harga pasar.

Seharusnya, kata Qurtifa Wijaya, penurunan harga BBM non subsidi dapat disusul dengan turunnya harga BBM bersubsidi.

“Iya skema harga bbm mengikuti harga pasar. Apabila ada penurunan di non subsidi seharusnya yang subsidi juga bisa turun. Karena, pengguna BBM subsidi adalah kalangan menengah ke bawah,” terang Qurtifa Wijaya.

Sebelumnya, VP Corporate Communication PT Pertamina, Fadjar Djoko Santoso menerangkan, penurunan harga BBM non subsidi itu untuk menyesuaikan harga pasar. Sehingga, tetap penurunan harga BBM non subsidi itu untuk menyesuaikan harga pasar. Sehingga, tetap dapat menjaga daya beli masyarakat.

Harga BBM nonsubsidi setiap bulannya per tanggal 1 November 2023 mengalami penyesuaian mengikuti harga pasar, namun dapat kita sampaikan bahwa harga BBM Pertamina paling kompetitif untuk menjaga daya beli masyarakat,” kata Fadjar Djoko Santoso.

Fadjar Djoko Santoso menuturkan, PT Pertamina terus berupaya menjaga kinerja rantai pasoknya di tengah fluktuasi harga minyak dunia, termasuk fleksibilitas dalam memperoleh minyak mentah atau crude oil. Sehingga, harga produk BBM bisa tetap kompetitif.

“Termasuk kita juga lakukan efisiensi sehingga bisa menghemat biaya produksi, hasilnya BBM Pertamina tetap kompetitif,” beber Fadjar Djoko Santoso. (***)

Sumber : https://www.radardepok.com/metropolis/94610716886/ini-jawaban-spbu-usai-bbm-non-subsidi-merosot-lengkap-dengan-harga-dan-alasannya?page=3

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *