RADARDEPOK.COM-Siapa yang tak kenal dengan politikus muda Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Kota Depok, Ade Supriyatna yang kini karirnya secepat kilat dengan menjabat di pucuk pimpinan DPRD Kota Depok priode 2024-2029. Dulunya ternyata anak gerakan di masa reformasi.
Tak pernah terbayang karir politik yang saat ini dijalani oleh pria kelahiran Jakarta, 3 April 1979 selama ini bisa berjalan dengan mulus dan terbilang moncer hingga menjadi Ketua DPRD Kota Depok saat ini.
Tentunya, hal ini berkat pengalamanya yang panjang dalam mengenal dunia politik yang ia jalani sejak ia sebagai aktivis kampus dari Universitas Indonesia (UI) Jurusan Teknik Industri pada masa orde Baru atau tahun 1998.
Bahkan, perkenalan Ade Supriyatna dengan Partai Keadilan (yang kini sebagai PKS) sudah sejak berdirinya partai tersebut, yakni pada tahun 1999 saat ia sedang menyelesaikan tugas akhir atau skripsi di kampunya tersebut.
“Dulu kan banyak aktivis kampus, rohani islam (Rohis) kampus yang bergabung dan mendirikan partai, ya salah satunya itu termasuk saya,” ujar dia kepada Harian Radar Depok.
Menjelang kelulusan di kampus, Ade Supriyatna akhirnya lebih memilih untuk ikut mendeklarasikan dirinya untuk ikut menjadi anggota Partai keadilan di Sekolah Al-Azar Kebayoran, Jakarta.
“Dahulu, memang anak-anak muda pada saat masa-masa reformasi sedang gencar-gencarnya ikut bergabung kedalam Parpol, hingga banyak yang membuat spanduk dari sablon-sablonan pada saat itu,” ucap dia.
Ade Supriyatna mengakui bahwa PKS terlahir dari gerakan-gerakan mahasiswa yang lahir dari masa reformasi saat itu.
“Partai ini berdiri karena banyaknya gerakan mahasiswa, yang didasari oleh banyak pendahulunya banyak pendiri partai, jadi junior-juniornya banyak di rekrut menjadi anggota partai,” ujar dia
Alasanya Ade Supriyatna mengikuti PKS ialah karena saat itu adalah momentum yang tepat pada saat reformasi dan baru dibukanya keran pembentukan partai politik baru di Indonesia. Sehingga, ia bisa memberikan dukungan penuh terhadap hal tersebut.
“Terlebih, Kota Depok sebagai salah satu pusat pergerakan mahasiswa, karena ada UI. Bahkan di lingkungan dan setiap wilayah Kota Depok juga banyak memiliki basis masa yang bilang terbilang besar,” kata dia.
Selain itu, alasanya bisa bergabung dengan PKS, yakni banyak teman sebayanya juga yang berada di partai tersebut dan berpolitik di PKS ngga terlalu kental nuansa politik praktis yang menghalalkan segala cara, sikut sana sikut sini.
“PKS lebih seperti organisasi kemahasiswaan atau sosial yang punya target dan idealisme yang dijunjung bareng-bareng,” ungkap dia.
Sehingga, kata Ade Supriyatna, tahun itu juga PKS Kota Depok sudah sampai mempunyai ranting atau kepengurusan tahap bawah. Bahkan, Ade Supriyatna juga pernah merasakan sebagai ketua Rating di wilayah Kelurahan Harjamukti.
“Saya memang juga mengawali dari bawah, saya pernah jadi ketua ranting dua kali dan penah jadi ketua DPC satu kali dan sekarang juga menjadui Bendahara Umum DPD PKS,” ungkap dia.***