Logo Fraksi PKS DPRD Depok

Website Resmi
Fraksi Partai Keadilan Sejahtera

DPRD Kota Depok

PROFIL HENGKY, S.T.

 

Facebook Twitter WhatsApp Telegram

Hengky

Hengky, S.T. adalah anggota DPRD Kota Depok dari Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) periode 2019 – 2024. Pria kelahiran Bogor, 3 November 1980 ini juga menjabat sebagai Sekretaris Fraksi PKS, anggota Komisi A, dan Badan Anggaran (Banggar) DPRD Kota Depok. Pria yang akrab disapa Bang Hengky ini merupakan alumnus SMA Negeri 3 Depok dan Teknik Elektro Universitas Pakuan Bogor. Selain sebagai anggota dewan, Hengky juga aktif dalam berbagai kegiatan sosial, kepemudaan, dan keagamaan, seperti menjadi pengurus Yayasan Masjid Baiturrahman pembina remaja masjid dan majelis taklim remaja, khatib Jumat, dan pemateri kuliah Subuh. Suami dari Kiki F. Setyaningrum dan ayah tiga anak ini sekarang tinggal Jalan Pedati No. 21 RT 005 RW 001 Depok 2 Tengah Kecamatan Sukmajaya Kota Depok.

Hengky, anggota DPRD Depok Fraksi PKS dari Dapil Sukmajaya

Berikut wawancara dengan Hengky tentang isu Politik, Kepemudaan, Keagamaan, Keluarga, dan Hobi:

1. Apa motivasi Pak Hengky terjun ke dunia politik, khususnya menjadi anggota legislatif?

Terinspirasi dengan pesan Rasulullah “Bahwa sebaik-baik manusia adalah yang bermanfaat untuk orang lain.” Saya terjun ke politik khususnya menjadi aleg di mana kemanfaatannya agar memiliki lebih besar lagi akses untuk bisa membantu masyarakat, berupaya melakukan advokasi persoalan masyarakat terhadap birokrasi pemerintah, instansi-instansi, lembaga, dan lain-lain. Hadir sebagai fasilitator serta penyambung lidah masyarakat kepada penguasa atau pimpinan lembaga dan instansi.

2. Bagaimana awal mula Pak Hengky tertarik dan berkecimpung dalam politik?

Saat usia kelas 2 SMA pernah membantu tetangga yang kurang mampu saat selesai melahirkan anaknya di salah satu rumah sakit. Kala itu rumah sakit saklek tidak memperbolehkan ibu dan bayi pulang ke rumah sebelum pembiayaan rumah sakit diselesaikan. Alhamdulillah, dengan pengaduan saya dan teman-teman perihal ini ke wartawan dan dewan, maka pihak rumah sakit melentur untuk bisa memulangkan pasien dan bayi dengan kesepakatan angsuran cicilan pelunasan. Saat itulah saya tertarik dengan anggota-anggota dewan dari PKS yang peduli terhadap pengaduan dan keluhan warga.

3. Apa alasan Pak Hengky memilih bergabung dengan PKS?

Saya tertarik dengan kebaikan orang-orang yang tergabung di dalam PKS baik kader dan simpatisannya. Kebanyakan dari mereka santun, peduli, agamis, terpelajar, serta hadir di masyarakat bukan pada saat menjelang kampanye saja tetapi aktivitas sosial yang mereka lakukan ada seiring dengan persoalan-persoalan yang muncul.

4. Bagaimana pendapat Pak Hengky tentang fenomena banyaknya pemilih dan aktifis PKS berasal dari kaum muda?

Pendapat saya tentang fenomena banyaknya pemilih dan aktivitas-aktivis PKS berasal dari kaum muda, menurut saya ini menjadi sesuatu yang lumrah ketika banyak kegiatan atau aktivitas sosial berupa kebaikan yang dihadirkan oleh PKS. Ini menjadi daya tarik semua kalangan, di antaranya anak-anak generasi muda. Saya pahami dan kita pahami betul bahwa PKS hadir dengan kader dan simpatisannya di mana mereka kebanyakan anak-anak muda yang terpelajar. Mereka dari aktivis Rohis di sekolah dan kampus, kemudian hal ini tentunya menjadi sebuah daya tarik. Masyarakat luas khususnya kaum muda ini melihat dan muncul rasa ingin bergabungnya serta untuk bisa sama-sama melakukan perbaikan di lingkungan, masyarakat, dan negaranya. Secara kaidah umumnya memang kebenaran itu kan mudah diterima oleh masyarakat dan kita lihat bahwa objektivitas anak-anak muda ketika melihat satu kebaikan ada rasa keinginan mereka untuk bisa bergabung dan melibatkan diri untuk bisa bersama-sama melakukan kebaikan yang dihadirkan untuk masyarakat.

5. Sebagai Ketua Bidang Kepemudaan DPD PKS Kota Depok, program apa saja yang dibuat untuk memberdayakan kalangan generasi muda di Depok?

Sebagai Ketua Bidang Kepemudaan DPD PKS Kota Depok, program yang kita hadirkan ini terkait dengan keagamaan, minat, dan bakat serta kompetensi atau skill di kalangan anak-anak muda. Program ini kita jadikan sebuah pemikat atau daya tarik sehingga anak-anak muda ini bisa masuk dalam barisan perjuangan PKS untuk bisa membantu atau bersinergi bersama pemerintah mengentaskan segala persoalan yang hadir di kalangan anak-anak muda. Di antaranya kita hadirkan kegiatan olahraga dan lomba-lomba semisal lomba lari maraton, futsal, dan bola voli. Untuk minat dan bakat ada latihan-latihan yang kita hadirkan, misalnya minat mereka untuk menjadi seorang pengusaha, menjadi seorang akademisi atau minat menjadi pelaku-pelaku seni. Insya Allah kita akan mengakomodir hal tersebut. Kemudian penggalian terhadap kompetensi anak-anak muda yang kita sadari bahwa indeks prestasi anak-anak muda di Kota Depok bisa dibilang cukup baik sehingga ini menjadi harapan buat Kota Depok bersama pemerintah untuk bisa membangun kota Depok. Misalnya, dalam hal seni, ini luar biasa, contohnya mural, musik, dan lari. Semuanya ini kan hadir di Kota Depok. Dan kita tahu bahwa kalau bicara sumber daya alam di Kota Depok tidak begitu banyak, bisa dibilang tidak ada, tetapi bicara sumber daya manusia di Kota Depok ini luar biasa. Nah, menurut saya paduan antara komponen skill dan bakat, kemudian dengan pembangunan karakter yang kuat dan tentunya dengan sentuhan-sentuhan keagamaan. Saya kira anak-anak muda di Kota Depok itu dari sisi pemikiran, terus akhlak dan moralnya bila dipadukan dengan sentuhan-sentuhan yang pas, maka anak-anak muda ini cukup dahsyat untuk bisa bersinergi dengan pemerintah membangun Kota Depok.

6. Ada beberapa masalah generasi muda di Depok, seperti tawuran pelajar, pergaulan bebas, narkoba, dan kriminal. Apa pandangan Pak Hengky dan bagaimana solusi dari permasalahan tersebut?

Betul, ini menarik sekali, kebetulan memang saya di Bidang Kepemudaan DPD PKS Kota Depok. Saya melihat ini sebenarnya menjadi sebuah keprihatinan. Bagaimana tidak, pemuda yang menjadi tulang punggung atau sebuah harapan suatu kemajuan bangsa ini sangat membuat kita harusnya ngeh (sadar) dan peduli terhadap sejumlah permasalahan yang tentang mereka, di antaranya tawuran, pergaulan bebas, narkoba, dan kriminal. Dan ini bukan cuma persoalan guru di sekolah sebagai tenaga pendidik dan juga bukan persoalan orang tua yang bersangkutan. Hal ini tidak lain dan tidak bukan harusnya terbentuk sinergitas kepedulian penanganan terhadap masalah ini, bagaimana anak-anak kita mendapat pelajaran keagamaan yang bagus tentang moral, akhlak dari sekolah, kemudian juga dibimbing oleh orang tua yang baik yang memberikan contoh yang bagus. Kemudian perlu adanya kerja sama antara orang tua, guru, dan pemerintah. Nah, peran pemerintah dalam hal ini pemerintah Kota Depok seperti apa? Pemerintah bisa membuat regulasi yang punya keberpihakan terhadap sejumlah persoalan yang dialami oleh anak-anak muda kita. Harus ada regulasi, harus ada payung hukum, di mana pemerintah juga bertanggung jawab terhadap permasalahan anak-anak muda. Regulasi ini melekat erat juga terhadap penganggaran. Jadi pemerintah harus fokus dan membuat regulasi yang definitif, misalnya mengalolkasikan anggaran untuk kegiatan-kegiatan pembinaan, pengawasan, dan pendampingan terhadap anak-anak muda. Sebagai contoh dalam memberikan pelatihan-pelatihan kepada pemuda kita bisa bekerja sama dengan Forkopimda terkait seperti kepolisian, Binmas, Babinsa yang ada di masyarakat. Saya kira ketika unsur-unsur pemerintah yang ada di negeri ini bisa bersinergi dan concern terhadap pembinaan, pengawasan, dan pendampingan terhadap anak-anak muda, ini menjadi sebuah solusi buat mengentaskan sejumlah persoalan yang dialami oleh pemuda saat ini.

7. Karang Taruna adalah salah satu wadah untuk menampung aspirasi dan karya generasi muda. Bagaimana Pak Hengky melihat keberadaan karang taruna saat ini, khususnya di Kota Depok?

Untuk karang taruna yang menjadi wadah menampung aspirasi karya generasi anak-anak muda ini tepat sekali dengan ruh dan semangat kader-kader dan simpatisan anak-anak muda di PKS. Karang Taruna dengan ranah sosialnya bergerak di masyarakat sangat inline ya bila dipadukan dengan program-program (kegiatan) anak-anak muda di struktur PKS. Karena dengan acuan dan pola yang sama, yaitu bergerak dalam ranah sosial tentunya ini menjadi kekuatan yang dahsyat. Namun demikian, ketika Karang Taruna ini difasilitasi oleh pemerintah dan alhamdulillah pemerintah (dalam hal ini pemerintahan Idris Imam) sangat concern untuk membantu dan menghidupkan karang taruna dengan pemberian bantuan dana APBD yang dialokasikan melalui kelurahan-kelurahan untuk pemuda agar bisa berkreatifitas, khususnya anak-anak karang taruna ini untuk dibina atau dirangsang agar bisa lebih banyak lagi melakukan aktivitas dan lebih kreatif. Alhamdulillah. Di Kota Depok sudah ada harapan bagi anak-anak karang taruna untuk bisa bergerak membantu pemerintah dalam mengentaskan persoalan-persoalan sosial yang ada di masyarakat. Kita cukup mengapresiasi kegiatan anak-anak karang taruna pada saat Covid kemarin. Mereka turut membantu mendistribusikan bantuan presiden dan bantuan provinsi. Kemudian juga peran mereka di kelurahan cukup membantu sekali kegiatan-kegiatan sosial, misalnya melakukan pendataan warga atau masyarakat yang tidak mampu. Selanjutnya, tentang informasi terkait dengan pemaksimalan pelayanan, karang taruna juga bergerak ya. Jadi, mereka menjadi penyambung atau humas dari kelurahan yang hadir di masyarakat memberikan penyuluhan dan bantuan tenaganya secara teknis. Saya kira di Kota Depok khususnya, saat ini sedang menggeliat semangat anak-anak karang taruna ya, terbukti dengan terbentuknya susunan pengurusan di tingkat RT.

8. Apa pendapat dan harapan Pak Hengky terhadap Raperda tentang Kepemudaan yang diusulkan pada Rapat Paripurna awal November 2021?

Untuk Raperda Kepemudaan yang kemarin kita inisiasi dan sudah masuk dalam pembahasan panitia khusus (pansus), kita mengharapkan pada dua hal. Pertama, kita ingin meningkatkan indeks pembangunan pemuda yang ada di Kota Depok yang meliputi sektor pendidikan, kesehatan, peluang kerja, dan kepeloporan pemuda itu sendiri di mana peran pemuda menjadi salah satu unsur yang akan membangun Kota Depok untuk lebih maju lagi. Kedua, terwujudnya penyelenggaraan Kota Layak Pemuda. Hal ini berkaitan dengan keberadaan regulasi, keberpihakan anggaran, ruang publik, dan sarana prasarana yang representatif untuk pemuda. Kemudian juga membuat program pelayanan pemberdayaan serta pembangunan bagi pemuda itu sendiri. Kita tahu bahwa untuk mengakomodir kegiatan-kegiatan kepemudaan ini hanya terfokus pada dua dinas saja, yaitu Dinas Sosial untuk karang taruna dan Dinas Disporyata untuk kegiatan anak muda. Nah, kita ingin dari Raperda yang kita usulkan bahwa semua sektor untuk pengembangan anak-anak muda ini kita bisa cantolkan ke lebih banyak dinas-dinas lagi. Misalnya, untuk pelatihan kewirausahaan untuk anak-anak muda, kita bisa cantolkan pada Dinas DKUM, kemudian untuk pengetahuan atau menambah wawasan politik anak-anak muda kita bisa cantolkan pada Dinas Kesbangpol (Kesatuan Bangsa), dan seterusnya. Sehingga anggaran ini melekat kuat untuk bisa mengakomodir segala potensi yang kita bisa harapkan untuk bisa dikelola dan diwujudkan untuk pengembangan anak muda itu sendiri.

9. Menurut Pak Hengky bagaimana kondisi kehidupan beragama di Depok terkait relasi antarumat seagama dan relasi antarumat beragama?

Menurut saya kondisi kehidupan beragama di Depok terkait dengan relasi antar umat se-agama maupun antarumat beragama ini cukup kondusif. Dalam rentang waktu yang cukup lama kita sadari betul dan kita lihat kondisi realitas di lapangan memang tidak ada konflik antar umat beragama maupun antar umat se-agama di Kota Depok. Sementara itu, terlebih-lebih di kota-kota lain itu pernah ada pertikaian antar umat beragama, tetapi di Kota Depok sangat sangat bisa menjaga, artinya isu agama itu untuk Kota Depok tidak jadi masalah. Tetapi itu tidak bisa digeneralisir, maksudnya tidak bisa terpancing ya. Umat Islam di Kota Depok cukup cerdas. Cukup bisa menjaga ya, tidak terbawa atau reaktif terhadap persoalan atau pertikaian-pertikaian yang ada di luar. Contoh saja dulu kasus Ambon, Alhamdulillah orang-orang Nasrani yang ada di Kota Depok terjaga. Kemudian antarumat se-agama juga sama, alhamdulillah kita cukup rukun terhadap-perbedaan mazhab, misalnya perbedaan fikih ya. Alhamdulillah ini tidak menjadi sebuah isu yang bisa memecah atau bisa menghancurkan kerukunan umat di Kota Depok. Begitu juga di agama-agama lain. Kita tidak melihat atau mungkin kita tidak pernah mendengar ada pertikaian antara Protestan dengan Katolik atau dengan sekte-sekte lain, begitu menurut saya. Nah, saya kira ketika di Depok ini, yang memang lebih dekat dengan Jakarta, kita penopang Jakarta, bahkan orang-orang Depok ini menjadi penyuplai tenaga kerja di perusahaan-perusahaan di Jakarta. Hal ini menjadi satu keterikatan di mana pola pikirnya ini otomatis menulari, artinya tentang cara berpikir dan wawasan kedewasaan bertindak orang-orang Depok ini bisa diacungkan jempol. Dengan tingkat pendidikan yang tinggi di atas rata-rata dari kota-kota lainnya. Kota Depok ini hampir sama dengan Jakarta. Saya kira seorang yang memiliki pengetahuan wawasan dan pendidikan yang tinggi dia akan lebih cerdas lagi melihat atau merespon segala kejadian-kejadian yang ada.Kemudian munculnya perda kota religi juga ini satu hal yang sangat membuktikan bagaimana pemimpin Pemerintah Kota Depok yang notabenenya adalah seorang muslim dan seorang kyai. Sebagai pemimpin, beliau bisa mengakomodir seluruh kepentingan peribadatan umat beragama, bukan umat Islam saja tetapi juga umat agama lain yang ada di Kota Depok, baik Nasrani, Konghucu, Budha maupun Hindu, semuanya diakomodir. Dengan pasal-pasal yang memang tidak diskriminatif, misalnya ketika bicara tentang insentif pemberian upah kepada guru-guru ngaji ini juga sama halnya dengan pendeta-pendeta. Mereka berhak mendapatkan itu. Pembina, pembimbing rohani, pemuka-pemuka agama lain juga sama. Selanjutnya pemerintah juga mengakomodir kebebasan, keleluasaan untuk umat beragama lain itu untuk bisa beribadah dengan hikmat di Kota Depok.

10. Apa pandangan Pak Hengky tentang Rancangan Perda Kota Religius yang diusulkan oleh Pemkot Depok ke DPRD Depok?

Nah, untuk Raperda Kota Religi ini menjadi satu kebanggaan buat kita di Kota Depok di mana toleransi kerukunan antar umat beragama begitu terjalin erat. Sementara itu, konflik antaragama banyak terjadi di kota-kota lain. Hal ini, alhamdulillah tidak terjadi di Kota Depok. Tentu Perda Kota Religi ini sejatinya bukan perda yang hanya dimiliki umat Islam saja atau dimiliki umat tertentu saja. Pasal-pasal yang termuat di dalam Perda ini menjadi sebuah regulasi yang menjadi kebanggaan buat kita sebagai bangsa yang memiliki berbagai agama, suku, dan ras. Hal ini yang membuat kita tidak sama sekali melakukan diskriminatif terhadap satu agama atau satu ras dan suku tertentu. Melalui Perda ini tentunya semua agama akan mendapatkan haknya. Misalnya, diakomodirnya pemberian insentif untuk guru-guru mengaji dan pembimbing rohani agama mana pun. Kemudian, ada hibah untuk lembaga keagamaan juga tempat ibadah di mall-mall, atau di tempat-tempat umum lainnya yang representatif dan nyaman. Pemerintah juga didorong untuk membantu serta memfasilitasi pendidikan keagamaan. Alhamdulillah, Perda ini kita bisa hadirkan dan kita bisa rasakan kemanfaatannya ke depan. Perda Kota Religi ini insya Allah mudah-mudahan sebentar lagi kita akan rilis.

11. Bagaimana sinergi yang selama ini terbangun antara Komisi A (Bidang Pemerintahan) dan Pemkot Depok, khususnya OPD-OPD terkait?

Adapun satu hal lagi di mana saya diamanahkan di komisi A ya yang leading sectornya membawahi beberapa OPD-OPD terkait, di antaranya SDM, Disdukcapil, dan perizinan. Alhamdulillah hingga saat ini fungsi pengawasan kami di komisi A ini berjalan dengan lancar secara koordinatif juga akomodatif. Ketika ada usulan-usulan renja di komisi, kita akan senantiasa mengintegrasikan dengan kebutuhan-kebutuhan OPD terkait. Hal ini terkait dengan fungsi pengawasan kita di komisi A. Namun demikian, kita juga tidak menutup diri, kita sering melakukan koordinasi kepada OPD terkait untuk usulan-usulan program kedinasan yang capaian-capaian targetnya itu untuk perbaikan layanan dan kemajuan masyarakat Kota Depok. Kemajuan sistem layanan itu sendiri dan saya kira masih terlihat atau masih terasa kooperatif antara Komisi A dengan leading sector di bawahnya, yaitu OPD-OPD terkait tersebut. Kalau untuk fungsi pengawasan kami di Komisi A memang banyak dilakukan terhadap BKPSDM. Kita cukup kritis terhadap BKPSDM. Ini kan kaitannya dengan kita untuk sama-sama mengevaluasi diri. Bagaimana kita sebagai pelayan masyarakat yang bekerja maksimal dan optimal. ASN-ASN Kota Depok harus memiliki integritas yang bagus, harus memiliki perjuangan yang luar biasa dalam melayani masyarakat. Karena kalau bicara kelurahan dan kecamatan, kita tahu di kelurahan itu mengurus orang lahir sampai dengan orang mati. Makanya kita cukup cerewet sebenarnya mengomentari masalah personil atau SDM (ASN-ASN) yang ada di Kelurahan, mereka harus memiliki nilai juang yang tinggi untuk membantu dan melayani masyarakat. Mereka juga harus berintegritas, tidak melakukan pungli terkait dengan layanan yang akan diprioritaskan. Jadi, siapa pun dia, masyarakat yang butuh bantuan dilayani, walaupun tanpa ada bayaran, tanpa ada pungli-pungli yang dilakukan. Untuk itu integritas sangat dibutuhkan untuk SDM atau ASN-ASN yang ada di Kota Depok ini.

12. Bagaimana dukungan istri dan anak-anak terhadap posisi Pak Hengky sebagai anggota dewan?

Alhamdulillah untuk bentuk dukungan istri dan anak-anak memang awal-awal agak kaget, karena kadang kami baru pulang subuh begitu selesai mengadvokasi pasien yang butuh ruang rawat inap. Kemudian, kadang kita baru sampai rumah setelah itu sudah jalan lagi begitu ada panggilan dari warga yang membutuhkan bantuan kita,. Sampai pernah memang ada celotehan wajar mungkin kecil gitu, “kalau abi kok enggak pernah lama di rumah ?” Tetapi, ialhamdulillah lama-lama situasi seperti ini bisa terkondisikan dengan baik. Karena sesekali baik anak maupun istri kita ajak langsung ketika ada satu hal atau problem di masyarakat yang butuh advokasi, saya ajak langsung untuk bisa meninjau lokasi, seperti ketika terjadi tanah longsor, ada got-got yang mampet. Dan kadang juga di hand phone itu ada permintaan-permintaan warga terkait dengan advokasi ini dibaca langsung oleh anak dan istri. Lama-lama anak dan istri ini cukup paham dengan aktivitas kita di luar. Lalu, setiap hari dibantu dengan aspri untuk memahami kondisi seperti ini. Aspri yang mencatat, membuat daily report, aktivitas kedewanan, kegiatan protokoler kedewanan, kemudian kegiatan-kegiatan kita di lingkungan masyarakat. Setiap hari itu saya bisa dipastikan untuk mereport ke aspri yang kemudian mencatat secara detail tentang kita sedang di mana melakukan aktivitas apa, bertemu siapa, dan mengadvokasi warga.

13. Bagaimana caranya Pak Hengky membagi waktu antara kesibukan sebagai aleg dan keluarga?

Untuk pembagian waktu antara kesibukan sebagai anggota legislatif dan keluarga memang pintar-pintarnya kita. Kadang ketika ada studi banding atau kunjungan kerja masih di dalam kota, misalkan ke Bogor atau Bekasi saya jadikan quality time buat keluarga juga. Saya ajak keluarga sama-sama ikut ke lokasi kunjungan. Kita bisa mendapatkan apa yang kita harapkan di dalamnya, yaitu dalam satu mobil itu kita bisa bercanda, senda gurau. Kadang di situ waktu yang pas buat komunikasi, menanyakan kabar perkembangan anak-anak yang remaja, misalnya perkembangan pertemanan di sekolah dan di lingkungannya seperti apa. Bahkan, di dalam perjalanan itu saya manfaatkan buat mengajarkan anak-anak itu pelajaran matematika, karena ada satu anak yang kemarin itu di remedial matematikanya. Alhamdulillah pengalaman dulu pernah menjadi pengajar Bimbel Matematika, jadi merasa tertantang. Pada saat saya sedang nyetir, saya tanya apa namanya, yang sering saya ulang-ulang, soal perkalian-perkalian. Juga tentang rumus-rumus dan materi lainnya. Itu diantaranya cara saya membagi waktu dengan keluarga. Kemudian, ketika saya sedang di luar, bisa dibilang paling tidak dua kali. Saya menanyakan kabar anak-anak ke istri, ke anak-anak. Minimal banget dua kali, saya telepon atau video call dengan mereka. Kadang karena memang aktivitas kita juga banyak di luar, itu yang saya lakukan. Misalnya, pulang jam sebelas malam, saya sengaja membangunkan istri dan anak-anak buat keluar, walaupun sekedar cari kopi, cari mie rebus dan nasi goreng, langsung basmalah. Jam sebelas malam itu istri saya yang memang sudah tidur saya bangunkan. Ini juga cara membagi waktu saya untuk berinteraksi dengan istri dan anak-anak.

14. Tugas sebagai aleg tentunya banyak menguras pikiran, waktu, dan tenaga. Bagaimana kiat Pak Hengky agar tugas-tugas tersebut dapat dijalankan dengan baik?

Jadi, dalam hal ini agar tugas saya maksimal juga dibantu dalam pelaksanaannya. Alhamdulillah, saya dibantu oleh dua orang aspri yang hebat ya. Dua orang aspri ini juga kita bagi tupoksinya. Aspri yang pertama ini namanya bu Jumiati, beliau untuk mengadvokasi layanan-layanan kesehatan ya, seperti advokasi bantuan rawat inap rumah sakit, pembuatan KIS, bansos, dan lain-lain. Aspri kedua bernama Mawardi. Bang Mawardi (Adi) ini kita tugaskan untuk humas (hubungan kemasyarakatan) sebagai jembatan/penghubung ketika saya ada kegiatan rapat yang memang tidak bisa diganggu, maka Bang Mawardi ini perannya membangun komunikasi dengan tokoh masyarakat yang bersangkutan. Bang Mawardi juga yang me-report, dan mendokumentasikan kegiatan-kegiatan. Kemudian dari sisi administrasi beliau bisa menghandle terkait dengan advokasi birokrasi, pemerintahan maupun instansi-instansi lain seperti instansi rumah sakit, pendidikan, dan lain-lain. Nah, kemudian untuk memaksimalkan peran saya sebagai Aleg agar itidak terpaku pada diri pribadi seorang Aleg, maka saya selalu berkoordinasi ya dengan struktur, baik struktur tingkat ranting, tingkat kecamatan maupun DPD. Sehingga ketika ada satu permasalahan atau problem, maka yang pertama kali kita tabayun atau konfirmasi adalah kader setempat, PJRW, kemudian struktur setempat, tingkat ranting atau kecamatan. Kemudian setelah kita dapatkan kesimpulan dan solusi permasalahan yang pas serta setelah mengumpulkan data-data yang valid dari bawah, maka alhamdulillah kerja-kerja saya sebagai alat ini sangat terbantukan. Dalam hal ini saya juga dibantu istri, jadi istri pun tidak lepas dari agenda kedewanan. Dalam hal ini banyak time keeper-nya, banyak yang mengingatkan, yang nge-remind ketika ada jadwal kunjungan ke mana, ada jadwal bertemu dengan siapa. Ini secara paralel, istri pun mengetahui hal itu. Jadi, orang-orang yang mengingatkan saya untuk setiap aktivitas semakin banyak. Sehingga meminimalisir celah-celah kekosongan sehingga tidak ada agenda yang terlewatkan.

15. Pak Hengky punya hobi apa? Bagaimana menyalurkan hobi tersebut di tengah kepadatan tugas sebagai aleg dan aktifitas lainnya?

Di tengah kesibukan saya dalam menyalurkan hobi maka ini dibarengi dengan kita merawat konstituen di segmentasi anak-anak muda maupun usia sebaya. Misalnya, main badminton yang memang hobi saya, kadang kita menyempatkan waktu seminggu sekali, minimal dua jam. Selain itu juga untuk tegur sapa dengan masyarakat atau komunitas anak-anak muda atau usia sebaya pecinta bulu tangkis. Kemudian futsal dan sepak bola yang memang juga menjadi hobi saya ya. Ini pun saya manfaatkan buat bertemu dengan komunitas pecinta sepak bola. Kemudian, menjalin silaturahmi kepada teman-teman sekolah dan teman-teman di lingkungan atau menerima undangan sparing partner dengan komunitas di wilayah lain sehingga jaringan itu terbentuk. Jadi, apa pun aktivitas atau kegiatannya baik hobi maupun rutinitas keseharian saya kaitkan atau saya eratkan dengan kegiatan-kegiatan menyapa dan bersilaturahmi untuk meri’ayah (merawat) konstituen serta merawat jaringan. Hobi berikutnya antara lain saya suka touring. Nah, touring pun kalau sudah berkeluarga itu memakan waktu yang cukup lama, bisa satu, dua sampai tiga hari. Ini pun saya jadikan sebagai quality time dengan keluarga. Jadi, biar istri nggak cemberut, nggak ngedumel ditinggal lama oleh saya, maka istri saya ajak touring juga tuh. Cuma memang anak-anak enggak bisa ngikut. Hobi lainnya yaitu hobi bertemu atau kumpul dengan teman-teman atau dengan masyarakat, seperti ngopi bareng dan sekedar nyicipin ubi rebus, singkong goreng gitu sambil bincang-bincang (ngobrol) seputar masalah lingkungan, seputar masalah nostalgia kecil dulu, dan cerita-cerita tentang masa-masa sekolah.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *