Fraksi PKS DPRD Kota Depok melakukan kunjungan ke Balai Riset Budidaya Ikan Hias (BRBIH) yang berlokasi di Jalan Perikanan Raya No.13 Pancoran Mas, Depok (Rabu, 9 Februari 2022). Rombongan Fraksi PKS dipimpin Moh. Hafid Nasir (Ketua Fraksi), Farida Rachmayanti (anggota Komisi D), Imam Musanto (anggota Komisi A), M. Supariyono (Wakil Ketua Komisi D), Ade Supriyatna (anggota Komisi B), dan Adriyana Wira Santana (Tenaga Ahli Fraksi).
Kedatangan Fraksi PKS diterima oleh Kepala BRBIH, Agus Cahyadi, S.Pi, M.Si dan Dr. Melta Rini Fahmi selaku Peneliti Bidang Genetika dan Biokonversi sekaligus Koordinator Maggot Innovation Center Kementerian Kelautan dan Perikanan (MIC-KKP).
Dalam sambutannya, Moh Hafid Nasir mengungkapkan bahwa Fraksi PKS adalah salah satu fraksi di DPRD Depok yang mengusung Depok sebagai kota hijau. “Mudah-mudahan ini tidak hanya sebagai sebuah kebijakan, tetapi juga Pemerintah Kota Depok mampu mewujudkan Depok sebagai kota hijau. Adapun kunjungan kami ke BRBIH adalah dalam rangka menyerap informasi dan mencoba membangun komunikasi dalam rangka pemilihan sampah organik melalui budidaya maggot,” demikian ujar Hafid Nasir.
Menurut Pak Hafid, panggilan akrab Hafid Nasir, jumlah populasi penduduk Kota Depok yang semakin bertambah mempunyai konsekuensi meningkatnya jumlah produksi sampah yang dihasilkan. Melalui pembudidayaan maggot juga diharapkan bisa memberdayakan secara ekonomi bagi para UMKM serta bisa melibatkan kalangan anak muda (milenial). Selain itu, melalui kunjungan Fraksi PKS ke BRBIH diharapkan Fraksi PKS bisa menjalin sinergitas dengan Pemerintah Kota Depok, seperti Dinas Kebersihan dan Lingkungan Hidup.
Sementara itu, anggota Komisi D Fraksi PKS, Farida Rachmayanti, menyampaikan pertanyaan mungkinkah kebijakan pemberdayaan maggot dapat dijadikan alternatif solusi permasalahan sampah dan peluang pemberdayaan ekonomi dalam hal penyediaan bahan pakan? “Bukankah per hari ada 1,5 juta ton sampah yang dihasilkan warga Kota Depok?”, tanya Bu Opi (sapaan akrab Farida Rachmayanti).
M. Supariyono, Wakil Ketua Komisi D, menceritakan pengalamannya dalam mengelola sampah yang dijadikan kompos. Tetapi proses menjadi kompos waktunya cukup lama, bisa 3 bulanan. Selain itu, Pak Yono (sapaan akrab M. Supariyono), juga pernah menjadi praktisi maggot. “Cuma untuk maggot, kendalanya kita kekurangan sampah,” imbuhnya.
Menanggapi permintaan dan harapan yang disampaikan Pak Hafid, Kepala BRBIH Agus Cahyadi menyatakan kesiapan dan kesanggupannya untuk memberikan kontribusi sesuai dengan kemampuan yang dimiliki. “Insyaa Allah dengan rumah kami ada di sini, maka wajib hukumnya kami ikut turun tangan bekerjasama menanganinya,” tegasnya. Sementara itu, Melta Rini Fahmi dalam paparannya mencontohkan apa yang dilakukan oleh negara Kenya dalam mengelola sampah dengan menggunakan maggot.
Dalam kunjungan tersebut para anggota Fraksi PKS mendengarkan paparan dari Dr. Melta Rini tentang maggot yang memiliki banyak manfaat bagi manusia. Maggot BSF (Black Soldier Fly) adalah larva dari jenis lalat besar berwarna hitam yang terlihat seperti tawon. Maggot BSF dapat dijadikan bahan pakan ikan dan unggas.
Budidaya maggot BSF juga dapat mengurangi sampah organik, mengurangi bau yang biasa timbul dari penguraian sampah, menghilangkan mikroba pathogen, dan mengurangi senyawa-senyawa yang berpotensi menyebabkan pencemaran lingkungan.