Ada tempat yang unik di kawasan Jalan Bungur Raya, Beji, Depok. Tak jauh dari Kampus Universitas Indonesia, berdiri sebuah bangunan semi-permanen yang terdiri dari tiga lantai yang dibangun menggunakan kayu, seng, hingga triplek. Di bagian depan bangunan, terpasang sebuah papan nama berwarna merah dan putih. Tulisannya: ‘Mall Rongsok’. Sesuai dengan namanya, tempat itu memang menjadi pusat penjualan barang-barang bekas atau barang rongsok.
Setiap harinya, toko itu buka mulai pukul 08.00 WIB hingga 17.00 WIB. Jumlah pengunjungnya pun tak sedikit. Pemilik Mall Rongsok, Nurcholis Agi mengatakan, tokonya di Beji, Depok, dikunjungi lebih dari 100 orang setiap harinya. “Kalau yang namanya rongsokan itu, orang bukan nyari barang ya. Jadi nyari pasion, nyari gaya. Bisanya sudah jadi hobi, makanya datang ke sini,” tutur Agi.
Di bagian dalam, ada banyak sekali barang-barang bekas yang tersimpan di sana. Ada yang digantung, ditata rapi, hingga berserakan di lantai bangunan. Walaupun namanya Mall Rongsok, tapi jangan samakan tempat ini dengan mal-mal lainnya yang dingin dan ber-AC. Kondisi di bagian dalam Mall Rongsok memang tak senyaman mal-mal lainnya. Namun barang-barang yang dijual di sini bisa dibilang cukup lengkap seperti di mal kebanyakan. Mulai dari alat elektronik, buku, pakaian, hiasan, semua ada. Tapi, semuanya barang bekas alias rongsok. “Apaan saja ada. Dari baut sampai keperluan rumah tangga, elektronik, semua ada,” ungkap Agi.
Layaknya di mal atau pusat perbelanjaan modern, Agi mengelompokkan barang-barang dagangannya berdasarkan jenisnya. Lantai satu toko itu misalnya, dipenuhi berbagai jenis barang elektronik, seperti alat pemutar kaset atau video. Barang-barang itu tampak dikumpulkan di setiap sudut ruangan di lantai itu sehingga menyerupai dinding. Sementara itu, kotak-kotak CPU komputer tampak dibiarkan menumpuk di salah satu titik. Di sekitarnya, tampak pula berbagai macam elektronik, seperti dispenser, kipas angin, hingga televisi. Langit-langit toko juga tidak dibiarkan kosong.
Langit-langit toko itu dimanfaatkan sebagai etalase berbagai pernah-pernik, seperti kabel, perkakas, hingga motherboard komputer, hingga mainan anak. Semua barang-barang itu bungkus plastik dan digantung seadanya. Naik ke lantai 2 dan 3 terdapat berbagai macam furnitur tampak berjejer, mulai dari lemari, kursi, sofa, dan loker besi, sampai sepeda anak semuanya ada.
Agi memperkirakan, jumlah barang-barang yang terdapat di Mall Rongsok ini bisa mencapai hingga puluhan ribu macam. Semua barang tersebut dikumpulkan menjadi satu di toko milik Agi ini. Dari mana asal barang-barang yang ada di Mall Rongsok itu? “Dari mana-mana,” kata Agi. Dia menjelaskan, barang-barang itu sebenarnya banyak diperoleh dari hasil lelang bongkaran restoran atau kantor. Ada juga barang-barang yang diperoleh dari orang yang menjual barang bekasnya ke Agi. “Jadi saya ikut lelang. Biasanya perusahaan ngadain lelang-lelang barang, nah saya ikut. Ada kantor, rumah sakit, rumah makan, sekolah, DPR dari situ-situ,” kata Agi.
Selain barang-barangnya yang beragam, harga yang ditawarkan oleh Agi pun juga beragam. Harganya mulai dari Rp 500 untuk baut-baut bekas, hingga Rp 15 juta untuk sebuah genset dan mobil tua yang sudah bekas. “Mobil tua, ada Kijang ada Daihatsu. Mobil tua lah, masih bisa jalan,” katanya .Agi mengaku pelanggan yang datang ke Mall Rongsok tersebut tak hanya datang dari wilayah sekitar, namun hingga ke luar pulau, bahkan negara lain seperti Australia dan Jepang. Menurut penuturan Agi, mereka berkunjung ke Mall Rongsok sekadar untuk mencari barang-barang yang unik dan menarik.
Sumber : detikFinance Minggu, 06 Jan 2019 (diedit seperlunya).