Ketika malam menyelimuti Kelurahan Tapos dengan keheningan, Ibu Sinta menatap putrinya, Reisa, yang terbaring lemah di atas dipan sederhana. Anak yang baru berusia 5 tahun itu tak lagi ceria seperti biasanya. Demam tinggi yang tak kunjung reda, ditambah munculnya bintik merah di kulitnya, menjadi sinyal bahwa ini lebih dari sekadar sakit biasa. Kecemasan semakin menyergap hati Ibu Sinta—apa yang harus dilakukan?

Namun, sebuah titik terang hadir. Program Universal Health Coverage (UHC) Pemerintah Kota Depok menjadi penyelamat di saat genting itu. Dengan dorongan dari Tim Ade Firmansyah Connection, Ibu Sinta segera membawa Reisa ke RSUD ASA, sebuah fasilitas kesehatan yang kini terbuka luas untuk warganya berkat program UHC.

Di ruang Instalasi Gawat Darurat, Reisa mendapatkan penanganan intensif. Dokter segera mendiagnosis bahwa ia terkena Demam Berdarah Dengue (DBD)—penyakit yang bisa berujung fatal jika terlambat ditangani. Berkat ketersediaan layanan kesehatan yang komprehensif, semua kebutuhan medis Reisa, mulai dari pemeriksaan laboratorium hingga cairan infus yang diberikan secara rutin, ditanggung penuh oleh program UHC.

Bagi Ibu Sinta, ini bukan sekadar bantuan kesehatan. Ini adalah wujud nyata dari perhatian pemerintah terhadap warganya. “Kalau bukan karena UHC, saya tidak tahu bagaimana nasib anak saya sekarang,” ucapnya dengan mata berkaca-kaca, memandang Reisa yang perlahan mulai pulih.

Program UHC Kota Depok membuktikan bahwa setiap warga, tanpa memandang latar belakang ekonomi, berhak mendapatkan akses kesehatan yang layak. Di tengah tantangan yang dihadapi masyarakat, kehadiran program ini adalah bukti nyata bahwa pemerintah hadir di saat rakyat membutuhkan.

Program UHC bukan hanya soal layanan kesehatan—ia adalah jembatan menuju kehidupan yang lebih adil dan bermartabat bagi semua.