Kastara.Id,Depok – Uji coba penerapan Sistem Satu Arah (SSA) di Jalan Nusantara dibatalkan yang direncanakan Sabtu (5/8) masih menunggu arahan lanjut dari Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ).
“Diminta untuk diundur oleh BPTJ. Kami masih menunggu arahan lanjut,” kata Kepala Bidang Keselamatan dan Ketertiban Dinas Perhubungan (Dishub) Depok, Jawa Barat Ari Manggala di Depok.
Diminta untuk Diundur oleh BPTJ diterima Direktur lalu lintas itu mendengar kan aspirasi masyarakat,” kata Ari Manggala.
Kata Ari Manggala, BPTJ mengkhawatirkan terjadinya penumpukan atau antrian kendaraan dari arah barat yang menuju Jalan Margonda.
“Alasan terkait pengalihan arus satu arah dari utara ke selatan kendaraan Tanah Baru dari barat ke wilayah Perumnas 1 Jalan Irian raya, Jalan Melati raya, menghawatirkan kendaraan akan menumpuk dan tersendat,” ungkap Ari Manggala.
Ditempat terpisah Ketua Fraksi PKS Kota Depok Mohammad Hafid Nasir meminta untuk dipertimbangkan penerapan SSA di Jalan Nusantara.
“Khawatir jika diberlakukan kembali SSA di ruas Jalan Raya Nusantara, justru membuat “crowded” kendaraan di beberapa persimpangan jalan,”kata Hafid Nasir anggota DPRD Depok yang lulusan Jerman.Sabtu.(5/8).
Karena pengendara mobil atau motor dari arah Jalan Pitara dan Jalan Sawangan tidak bisa lagi langsung lewat Jalan Nusantara.
Melihat kondisi di Jalan Nusantara banyak sekolah sehingga orang tua mengantar anak-anaknya ke sekolah, harus berputar menuju Jalan Melati Raya, Mawar Raya dan Irian Jaya.
“Mereka harus menempuh waktu yang lebih lama, akan terjadi kemacetan di beberapa pertigaan jalan dan antrian mobil yang panjang di Jalan Raya Nusantara,”.
“Jika pengendara mobil atau motor menggunakan jalan-jalan di dalam Perumnas – sementara belum ada pedestrian – dikhawatirkan akan terjadi kecelakaan karena banyak anak-anak warga Depok Jaya yang berjalan kaki menuju sekolah di Jalan Raya Nusantara,” katanya.
Hafid Nasir mengakui di hari libur, Sabtu dan Minggu memang terkadang terjadi antrian panjang di Jalan Raya Nusantara menuju Pitara.
Antrian panjang ini dikarenakan pelebaran di Simpang Sengon belum berjalan, baru pembebasan lahan saja di akhir tahun 2022 yang lalu.
Jika ini sudah berjalan, harapannya akan mengurai kemacetan kendaraan dari Jalan Raya Nusantara menuju Pitara dan tidak terjadi “bottleneck” yaitu penyempitan jalan menuju Jalan Pitara atau Sandra.
“Solusinya bukan dengan Sistem Satu Arah tapi persoalan “bottle neck” di Sandra yang harus diselesaikan,” jelas Hafid Nasir.
“Jangan sampai dengan diberlakukan SSA, pedagang dan pengusaha di sepanjang jalan Raya Nusantara kena imbasnya. Semoga apa yang saya sampaikan ini mendorong seluruh stakeholders atau pengambil kebijakan untuk mempertimbangkan diberlakukannya kembali SSA,” tutup Hafid Nasir.