Tengku Farida Rachmayanti, S.E., M.Si. (biasa dipanggil bu Opi) saat ini mendapat amanah sebagai Anggota DPRD Kota Depok dari Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Dapil Beji-Cinere-Limo (BCL). Wanita kelahiran Jakarta, 28 Oktober 1971 ini sebelumnya pernah menjadi anggota DPRD Kota Depok periode 2009 – 2014 dan 2014 – 2019.
Daerah Pemilihan : Kecamatan Beji (Kelurahan Beji, Beji Timur, Kemiri Muka, Kukusan, Pondok Cina, dan Tanah Baru), Kecamatan Cinere (Kelurahan Cinere, Gandul, Pangkalan Jati dan Pangkalan Jati Baru), dan Kecamatan Limo (Kelurahan Grogol, Krukut, Limo dan Meruyung)
Riwayat Organisasi
– Koordinator Pos Wanita Keadilan DPD PKS Depok 2005-2007
– Ketua Bidang Kewanitaan DPD PKS Depok 2007-2009
– Ketua Bidang Perempuan dan Ketahanan Keluarga DPD PKS Depok 2015-2020 Kiprah di Parlemen
— Anggota Komisi D DPRD Kota Depok (2019 – 2024)
– Wakil Ketua Badan Anggaran DPRD Kota Depok (2019)
– Wakil Ketua Komisi B DPRD Kota Depok (2009-2012)
– Anggota Komisi D DPRD Kota Depok (2012-2013)
– Wakil Ketua Fraksi PKS DPRD Kota Depok (2014-2019)
– Ketua Badan Pembentukan Peraturan Daerah DPRD Kota Depok (2014-2017)
– Anggota Badan Kehormatan Daerah DPRD Kota Depok (2009-2014)
– Sekretaris Pansus Perda tentang Pajak Daerah (2009-2014)
– Sekretaris Pansus Perda tentang Pengelolaan Sampah (2009-2014)
– Sekretaris Pansus Perda tentang Pokok-Pokok Keuangan Daerah (2009-2014)
– Sekretaris Pansus Perda tentang Penyelenggaraan Kota Layak Anak (2009-2014)
– Ketua Pansus Perda tentang Perangkat Daerah Kota Depok (2014-2019)
– Ketua Pansus Perda tentang Peningkatan Ketahanan Keluarga (2014-2019)
Riwayat Pekerjaan
– Anggota DPRD Depok Tahun 2009-2014
– Anggota DPRD Depok Tahun 2014-2019
– Anggota DPRD Depok Tahun 2019-2024
Sebagai Anggota DPRD kota Depok 2019-2024, Bu Opi memiliki Visi “Untuk Kota Depok yang Ramah Anak dan Ramah Keluarga”.
Adapun misinya:
1. Menguatkan potensi SDM yang bertumpu pada Ketahanan Keluarga,
2. Meningkatkan kualitas infrastruktur yang menunjang program Kota Sehat dan Kota Hijau,
3. Meningkatkan ekonomi keluarga berbasis industri kreatif.
Berikut wawancara dengan T. Farida Rachmayanti tentang isu Politik, Kota Layak Anak, Keluarga, dan Hobi.
1. Apa motivasi Bu Farida terjun ke kancah politik, khususnya menjadi anggota legislatif?
Ini penugasan partai kepada saya untuk menjadi salah satu caleg di Dapil Kecamatan Beji. Saat itu tahun 2009 saya menjadi Ketua Bidang Kewanitaan DPD PKS Depok.. Dalam proses perjalanannya saya memaknainya sebagai sarana untuk meluaskan kebaikan. Secara khusus, bersama PKS dan warga kita mèlakukan perubahan untuk Depok yang semakin baik dan semakin membahagiakan warganya.
2. Sebagai salah satu aleg perempuan di DPRD Depok, bagaimana pandangan Bu Farida terhadap peran aleg perempuan lainnya terkait fungsi legislasi, anggaran, dan pengawasan?
Kita semua bersama-sama berupaya komitmen menjalankan berbagai fungsi di legislatif. Saling mengisi di berbagai ruang diskusi. Memperkaya dari berbagai sudut pandang, temuan lapangan, dan mencari solusi berupa kebijakan yang mengefektifkan tujuan pembangunan.
3. Bu Farida sekarang menjadi aleg di DPRD Depok periode 2019 – 2024. Apa rahasianya sehingga bisa menjadi aleg selama tiga periode?
Sekali lagi ini penugasan, bukan peran pribadi. Ini kerja sistem di mana struktur dan kader menjadi kekuatan besar di PKS. Adapun sebagai aleg saya turut menjadi jembatan dalam membangun silaturahim, hubungan kekeluargaan, dan kita bersama-sama hadir di tengah-tengah warga dengan tagline #PKSpelayanrakyat.
4. Bu Farida dikenal sebagai aleg yang ikut mengawal Perda Kota Layak Anak (KLA) dan Ketahanan Keluarga di Kota Depok. Bisa diceritakan latar belakang dan proses lahirnya Perda tersebut?
Bahwa melindungi anak pada hakikatnya melindungi masa depan bangsa. Menjaga potensi mereka agar dapat hidup tumbuh berkembang secara optimal merupakan investasi pembangunan yang sangat berharga. Kita secara berangsur mengurangi cost sosial di masa datang. Dan proses menuju Kota Layak Anak itu harus dimulai dari unit sosial terkecil,.yakni keluarga. Kelayakan dan keramahan anak Kota Depok dimulai dari keharmonisan keluarga. Karena itu kebijakan terhadap peningkatan ketahanan keluarga dibutuhkan agar mereka mampu memerankan berbagai fungsinya dengan baik, seperti fungsi agama, cinta dan kasih sayang, pendidikan, dan lain-lain.
5. Bagaimana implementasi Perda Kota Layak Anak di Depok dan apa saja suka duka yang dialami dalam upaya penerapan Perda tersebut?
Terus membaik. Sehingga terakhir kita sudah memperoleh penilaian di Nindya. Salah satu poin strategisnya adalah keberadaan lingkungan RW Ramah Anak. Semakin mikro menyiapkan ruang yang kondusif bagi anak, maka semakin mudah memantau sitiuasinya. Memsstikan sudahkah hak-hak mereka terpenuhi.. Dan KLA bukan kota tanpa masalah anak, tetapi KLA adalah Kota yang memiliki sistem pembangunan dan pelayanan publik dari Pemerintah Kota dengan dukungan dari orang tua, keluarga, masyarakat, swasta dan forum Anak guna pemenuhan hak anak melalui pengintegrasian komitmen dan sumber daya yang terencana secara menyeluruh dan berkelanjutan melalui kebijakan, program, kegiatan, dan penganggaran untuk kesejahteraan anak
6. Apa saja syarat suatu lingkungan (RT dan RW) agar bisa memperoleh predikat RT atau RW Ramah Anak?
Tujuannya bukan predikat, terapi menjadi lingkungan yang kondusif bagi tumbuh kembang anak. Semua pihak bersikap ramah dan bersahabat terhadap anak. Membangun nilai budaya, etika, sikap, dan perilaku masyarakat yang secara sadar dipraktikkan atau digunakan dan dikembangkan sedemikian rupa untuk memberikan rasa senang, nyaman, dan gembira pada anak. Di antaranya berupa tata cara orang dewasa dalam menghadapi dan memperlakukan anak, seperti bertegur sapa dan memberi salam;. Juga memilih dan menggunakan kata-kata bijak untuk anak serta kebiasaan memuji anak. Selain itu, mengucapkan terima kasih, sabar dan tidak memaksakan kehendak serta mendengarkan pendapat anak dengan seksama.
7. Di tengah kesibukan sebagai aleg dan tugas partai, bagaimana cara Bu Opi membagi waktu untuk keluarga?
Mungkin tidak sempurna dan ideal. Tapi dengan saling memahami saling membantu setiap peran kita jalankan dengan kesungguhan sehingga tidak ada yang terabaikan. Kemudian saling memotivasi dan siap untuk diberikan masukan. Kekuatan doa juga menjadikan ALLAH memudahkan semua urusan kita.
8. Bagaimana dukungan suami dan anak-anak terhadap posisi Bu Opi sebagai anggota dewan?
Alhamdulillah, suami dan anak-anak saya mendukung penuh tugas dan peran saya sebagai aleg.
9. Bu Opi punya berapa putra/putri? Apakah ada yang mengikuti jejak Bu Opi terjun ke politik praktis?
Saya punya dua putra dan satu putri. Anak-anak tidak ada yang mengikuti jejak saya sebagai aleg.
10. Apa hobi Bu Opi? Bagaimana menyalurkan hobi tersebut di tengah kepadatan tugas sebagai aleg dan aktifitas lainnya?
Hobi secara khusus tidak ada. Jika jenuh saya mencari alternatif aktivitas apapun yang membuat hati senang dan rileks. Membaca buku memang hal yang paling sering dipilih. Benar ungkapan bahwa buku adalah jendela dunia. Sejenak beralih ke dunia lain rasanya serta masuk dalam.suasananya.
11. Sebagai penutup wawancara, apa pesan-pesan Bu Farida untuk warga Depok?
Mari kita kuatkan kebersamaan dalam membangun Depok tercinta. Kita mulai dari keluarga kita. Dengan meningkatkan ketahanannya (baik secara fisik, sosial, dan psikologis) sehingga menjadi keluarga yang berkualitas, tangguh dan sejahtera. Maka In Syaa ALLAH akan terwujud pula masyarakat yang beanrkualitas.